Minggu, 24 Februari 2019

DAMUNG SANAN (BAGIAN 2)

DAMUNG SANAN (Bagian 2)
"ALAH PADANG"
RUH LELUHUR YANG MENJAGA DAMUNG SANAN
sepeninggalan Damung Sanan, banyak hal yang beliau titip kan kepada anak cucunya, salah satunya adalah mendapatkan kehormatan untuk menjaga, memelihara dan merawat salah satu SAHABAT atau ruh leluhur yang senantiasa menjaga Damung Sanan, ruh leluhur ini lah yang senantiasa memberikan keamanan kepada Damung Sanan, selain sebagai penjaga, ruh ini juga memberikan kekuatan yang maha dahsyat saat Damung Sanan mengayunkan tebasan Mandau nya yang kemudian menjadi perbincangan oleh seluruh kalangan masyarakat Ma'anyan, yang kemudian menjadikan Damung Sanan sebagai orang yang di sanjung, sebagai kesatria yang memiliki tebasan Mandau yang mengerikan dan cerita nya pun menjadi cerita yang abadi di dalam ingatan orang Ma'anyan dari masa ke masa dari generasi ke generasi. Tebasan Mandau yang mengerikan itu menjadikan Damung Sanan menjadi sosok yang dihormati dan disegani oleh kawan maupun lawan.
Setelah Damung Sanan meninggal dunia, para keturunan Damung Sanan pun tetap menjaga ruh leluhur ini, walaupun sebuah kehormatan menerima ruh ini tidak semudah yang kita bayangkan, setiap saat dimana waktu ruh ini meminta untuk diadakan semacam sesajen, maka beberapa Damung keturunan langsung dari Damung Sanan harus turun mengayau, namun berdasarkan catatan sejarah Dayak Ma'anyan tidak ada yang memotong kepala, namun, dalam diam sejarah suku ini lebih mengerikan, para Damung harus membunuh orang untuk mengambil hatinya untuk diberikan kepada ruh leluhur ini. Itulah mengerikan nya suku ini, namun itu tidak tertulis di dalam sejarah. Suku Dayak Ma'anyan membunuh tidak untuk pesta adat, serta membunuh tidak untuk unjuk kesombongan, tetapi dalam tradisi suku Dayak Ma'anyan membunuh di masa lalu yang dilakukan oleh para nenek moyang adalah untuk memberi persembahan kepada ruh leluhur yang sifatnya di dalam keluarga saja, bukan milik suatu kampung atau milik orang banyak. Hanya sebatas keluarga saja. Karena setiap keluarga dalam suku Dayak Ma'anyan memiliki ruh leluhur masing-masing, dan mempunyai cara tersendiri untuk menjaga nya. Kisah ini hanya untuk keturunan dari Damung Sanan.
Para Damung keturunan Damung Sanan ini harus berburu mencari hati manusia untuk diberikan kepada ruh leluhur ini, dalam cerita lisan atau sejarah keluarga keturunan Damung Sanan ini , oleh perburuan untuk mencari hati manusia ini sehingga muncul daerah baru yang bernama SINGA TABARAUNG, kenapa disebut singa tabaraung, karena di daerah tersebut tempat para keturunan Damung Sanan, damung-damung yang merupakan keturunan langsung Damung Sanan membunuh para korban nya, namun membunuh orang jaman dahulu tidak semudah membunuh orang jaman sekarang seperti di berita TV, tetapi para Damung keturunan Damung Sanan harus berkelahi dengan orang yang sama saktinya dengan mereka dan harus mampu untukmembunuh nya untuk diambil hatinya sebagai sesajen kepada ruh leluhur. Karena itulah wilayah itu dinamakan SINGA TABARAUNG, letak wilayah singa tabaraung ini di daerah antara kuhidamung, rekang, bantai NAPU, karena setiap siapapun yang datang dari arah Beto, Ampah dan dari manapun kearah Tamiang layang maka mereka akan melewati wilayah singa tabaraung ini, dan wilayah ini menjadi wilayah yang sangat ditakuti oleh siapapun. Oleh karena itu siapapun yang melewati nya pasti orang yang memiliki kesaktian yang luar biasa, bahkan tidak menutup kemungkinan Damung dengan Damung pernah bertarung diwilayah singa tabaraung ini. namun setelah adanya larangan untuk membunuh salah satunya lahir dari perjanjian tumbang anoi, tradisi berburu hati manusia ini dihentikan untuk selama-lamanya dan kemudian persembahan berupa hati manusia pun diubah perlahan-lahan menjadi hati ayam, dan ruh leluhur pun memahami nya dan menerima nya. Sehingga sampai saat hari ini, jika saat memberikan sesajen/makanan kepada ruh leluhur ini diberikan hati ayam. Terakhir memberikan sesajen kepada ruh leluhur ini tahun 2009, saat itu salah seorang kerabat yang bernama SERU suaminya orang Batak yang bekerja sebagai polisi dan bekerja di polres Barito timur menderita penyakit tak kunjung sembuh, namun beberapa bkali diperiksa oleh dokter spesialis tidak ada tanda-tanda penyakit, mereka semakin penasaran dan mendatangi orang pintar, dan orang pintar itu mengatakan ada dari ruh leluhur kalian yang meminta untuk di jenguk, karena sekian lama mereka tidak bertemu dengan anak cucunya. Maka kami pun melaksanakan ritual untuk memberikan ruh leluhur ini, dan keluarga kami Seru kembali sehat walapiat. Itulah salah satu ruh penjaga Damung Sanan. Wadian alah Padang dan keturunan Damung Sanan yang menjaga ruh leluhur saat ini adalah bapak Andre di desa kandris kecamatan karusen janang kabupaten Barito timur.
Menurut cerita almarhum kakek saya keturunan dari Damung Sanan, setelah memanggil nama ruh leluhur ini, langsung mencabut Mandau dan langsung spontan menebas musuh, maka tenaga tebasan itu sangat kuat dan mematikan walaupun musuh memiliki ilmu kebal tetapi tulang tidak akan mampu menahan tebasan yang kuat itu. Bahkan yang lebih
mengerikan, sekalipun mempunyai ilmu kebal namun akibat kerasnya tebasan Mandau menyebabkan kulit sobek dan membuka mata luka yang dalam persekian detik mata luka itu membuka jalan Mandau menebas tubuh hingga terbelah dua. Dan untuk bisa mengetahui nama ruh leluhur ini hanya keturunan langsung dari Damung Sanan, karena hanya keturunan darah Damung saja yang mampu mengendalikan kekuatan ruh ini.
DITULIS OLEH : WAHYU HADRIANTO, S.Th

1 komentar:

  1. Maaf...Damung Sanan berasal dari Desa Tanjung Jawa pinggir sungai Barito dan tidak memiliki keturunan (mandul) karena dia keturunan Nayu Ari Amau,ayah nya adalah Dewa penghuni wilayah aliran sungai Barito dan ibu nya manusia biasa yg di asingkan ke hulu kampung karena meyidap penyakit Kacacar dan di sembuhkan oleh Nayu tersebut akhirnya jadi istrinya,Damung Sanan masih Bayi dimandikan di atas api bukan di air,saat dia lahir dari dalam perut keluar juga Tombak dan sebuah parang atau Pisau,setelah besar dia punya istri saat itu Damung Sanan pergi nyari ikan ke daerah sungai Punung istrinya nyaleweng/selingkuh dengan Damung Jarek orang dari desa Penda Asam dan di ketahui ya itu terjadi sehingga singkat cerita dia pura-pura pergi dengan temannya yaitu Mangkuhi dengan alasan nyari ikan ke sungai Punung rupanya istrinya berjanji bila Damung Sanan tiada di rumah si Damung Jarek akan datang,ternyata siang itu datang lah Damung Jarek kerumah untuk janjian setelah masuk rumah lalu di tutup dan di konci si Damung Sanan yg jaga di belakang rumah si Mangkuhi ngetok pintu depan,dan Damung Jarek keluar lewat Huru atau lobang angin di bawah atap dan tidak tau bila sudah di jaga sebegitu turun lewat pohon pinang lansung di tebas Puhon pinang putus badan putus sampai ke pohon Sungkai lalu bilang Damung Jarek Saladit aku Angke...! Koi Saladit iri nampit ga ladit Sungkai..jadi itu tebasan yg paling dahsyat,sejak saat itu Damung Sanan di tangis Bali Jarek yaitu utang tiada pernah berhenti selagi hidup,akhirnya dia memutuskan akan pergi meninggalkan desa Tanjung Jawa menggunakan perahu dan membawa 1 ekor ayam jago warna putih dan pergi ke hilir sungai Barito masuk sungai kalanis menuju daerah Tamiang Layang saat ini didaerah situ lah iya tinggal dan bermasarakat cerita Damung Sanan ini sangat lah panjang tapi di singkat kan saja dan di daerah suku Dusun pinggir Berito ada sebegian orang yang masih mempercayai Nayu yaitu ayah Damung Sanan bisa di panggil bila membutuhkan bagi mereka yg tau namanya dan bisa caranya.
    Demikian singkat cerita yg bisa ku Uray sejarah Damung Sanan dengan singkat ku ucapkan Terima kasih
    TTD Jonika Kristiano.Y.Mantik
    Berasal dari Desa Kalahien pinggiran sungai Barito.

    BalasHapus