Kamis, 11 Maret 2021

  KEDAMUNGAN DAYU

Di wilayah besar bangsa Ma’anyan, yaitu Paju Epat, Kampung Sepuluh dan Banua Lima. secara khusus diwilayah Paju Epat, di wilayah Paju Epat terjadi pergolakan, pergolakan yang terjadi ini menurut seorang wadian dari Paju Epat yang bernama NYUPUR, diakibatkan oleh seorang URIA yang bernama URIA NAPULANGIT yang memutuskan tinggal di daerah Tampulangit, yang kemudian berkuasa didaerah Tampulangit, beliau seorang URIA yang beragama Islam, menurut cerita NYUPUR, setiap ada wanita cantik dari daerah Telang, Siong, Balawa dan Murutuwu, akan URIA NAPULANGIT bawa ke Tampulangit, dan akan URIA NAPULANGIT peristrikan, serta secara tidak langsung mengikuti agama URIA NAPULANGIT yaitu beragama Islam. oleh karena hal ini lah, wilayah PAJU EPAT kemudian terdesak, sebagai keturunan Raja dan Bangsawan dari kerajaan NANSARUNAI, Paju Epat mempunyai ikatan batin yang kuat dengan tradisi adat budaya leluhur dari kerajaan NANSARUNAI, dan harus bisa menjaganya sebaik mungkin.

Akibat pergolakan yang terjadi diwilayah Paju Epat ini, kemudian sangat menyita perhatian dari 2 wilayah besar yang lainnya yaitu Kampung Sepuluh dan Banua Lima, salah satunya yaitu keinginan para keturunan Raja dan Bangsawan dari kerajaan NANSARUNAI untuk membangun kerajaan Ma’anyan baru. Maka dipanggillah seluruh Tetua bangsa Ma’anyan dari ketiga wilayah besar bangsa Ma’anyan, untuk menanggapi hal itu. Maka berkumpullah seluruh Tetua bangsa Ma’anyan yang kemudian menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa, mereka menyetujui didirikannya sebuah kerajaan baru diwilayah Ma’anyan, namun salah satu syarat nya adalah para keturunan raja dan bangsawan dari kerajaan NANSARUNAI mencari tempat baru untuk membangun sebuah kerajaan, dan seorang raja yang memimpin kerajaan baru itu haruslah seorang DAMUNG. Salah satu alasan kenapa memilih seorang DAMUNG sebagai raja dikerajaan baru bangsa Ma'anyan ini adalah, dikarenakan DAMUNG itu sendiri adalah kasta tertinggi dalam stuktur kemasyarakatan baik secara hukum adat dan religi bangsa Ma'anyan. Dalam kepercayaan bangsa Ma'anyan, hanya DAMUNG yang bisa berkomunikasi dengan HIYANG PIUMUNG JAYA PIKULUWI atau Tuhan.

Dimulailah pencarian baru untuk menjadi tempat mendirikan kerajaan bangsa Ma’anyan, tempat yang baru ini kemudian disebut sebagai LASI MUDA atau daerah garapan baru. di LASI MUDA ini, kemudian berbondong-bondonglah masyarakan Ma’anyan dari Paju Epat pindah kedaerah LASI MUDA, dan siap mendirikan sebuah kerajaan baru, bersamaan dengan dibukanya daerah baru tersebut, di daerah Bangi Sampa Tulen atau Nansarunai Wao, lahir seorang URIA, yang sudah dipersiapkan sebagai raja dari kerajaan bangsa Ma’anyan yang baru. URIA ini bernama URIA BIRING, URIA BIRING dipercayakan untuk membawa hukum adat Nansarunai ke daerah LASI MUDA.

Sesampai URIA BIRING didaerah LASI MUDA, maka ia pun langsung diangkat oleh tetua bangsa Ma’anyan dari 3 wilayah besar bangsa Ma’anyan sebagai raja di kerajaan baru itu, URIA BIRING kemudian mendapatkan gelar baru yang diberikan kepadanya sebagai raja baru bagi bangsa Ma’anyan yaitu DAMUNG ULUI UNDRU  yang artinya “seorang DAMUNG yang turun dari khayangan”, karena yang menjadi raja adalah seorang DAMUNG maka kerajaan baru itu bernama, kerajaan KEDAMUNGAN DAYU, dan mempunyai singgasana kerajaan yang dibernama LEWU HANTE. Dibawah pemerintahan DAMUNG ULUI UNDRU dikerajaan KEDAMUNGAN DAYU ini, bangsa Ma’anyan mendapatkan kedamaian dan kesejahtraan seperti yang mereka harapkan.

KEDAMUNGAN DAYU merupakan kerajaan ke tiga bagi bangsa Ma'anyan, dimana kerajaan pertama bangsa Ma'anyan yaitu kerajaan NANSARUNAI hancur diserang oleh kerajaan Majapahit, kerajaan kedua bangsa Ma'anyan yaitu NANSARUNAI WAO di Bangi Sampa Tulen terbakar habis.

KEDAMUNGAN DAYU terletak di Desa Dayu, Kecamatan Karusen Janang Kabupaten Barito Timur, disana bisa dilihat bekas dari kerajaan KEDAMUNGAN DAYU, semoga Pemerintah Kabupaten Barito Timur dapat mendirikan kembali Lewu Hante Kedamungan Dayu, sebagai objek wisata serta menjadi menjadi objek sejarah tentang kemegahan bangsa Ma’anyan di masa lalu.

Di tulis oleh : Wahyu Hadrianto, S.Th

 

Senin, 08 Maret 2021

 TUMENGGUNG SUTA ONO

Tersiar kabar di seantero tanah Ma'anyan, bahwa ada seorang pemuda yang kemudian menginginkan berdirinya sebuah kerajaan baru di wilayah Paju Epat ditanah Ma'anyan. Sentak menanggapi kabar itu berkumpul lah para Damung dari seluruh tanah Ma'anyan serta Raja Ma,anyan yaitu Damung yang dipercara sebagai pemimpin bangsa ma'anyan dari kerajaan KEDAMUNGAN DAYU yang merupakan kerajaan tertua yang berdiri sebagai kerajaan Bangsa Ma'anyan yang ketiga setelah kehancuran Kerajaan NANSARUNAI yang diserang oleh Majapahit dan kerajaan NNASARUNAI WAO atau WARUGA LEWU HANTE yang terbakar, kerajaan KEDAMUNGAN DAYU ini menjadi kerajaan bangsa ma'anyan yang menjaga tiga wilayah daerah besar bangsa Ma,anyan yaitu Banua lima, Paju epat dan kampung sapuluh, dengan mengangkat seorang DAMUNG sebagai Raja di KEDAMUNGAN DAYU. Damung adalah sosok yang sangat dihormati dan mempunyai derajat paling tinggi di dalam struktur bangsa Ma'anyan, tujuan dari berkumpul nya para Damung ini yaitu mereka ingin mengetahui seberapa mampukah pemuda itu untuk menjadi Raja bangsa Ma'anyan, karena dia bukan seorang Damung ataupun keturunan dari Damung. Pemuda itu bernama ABU, ia berperawakan sama seperti orang Ma'anyan biasanya, rendah hati dan lemah lembut namun di dalam kelemah lembutan itu terpancar kekuatan yang maha dahsyat. Ketika para Damung bertemu dengan Abu, mereka pun bertanya seberapa mampu engkau menjadi Raja kami bangsa Ma'anyan? Si Abu ini pun memanggil ruh dari seluruh jagat raya, ia pun berubah menjadi sosok lain dengan kekuatan yang maha dahsyat, dengan kekuatan yang maha dahsyat itu ia mengamuk, ia merobohkan dan mematahkan pepohonan yang sangat besar, hanya dengan sentuhan jemari nya saja. Ia meyakinkan para Damung bahwa ia siap bertanggung jawab untuk menjadi Raja bangsa Ma'anyan, dengan kekuatan yang maha dahsyat itu pula keamanan dan kemakmuran ditanah Ma'anyan menjadi tanggungjawab nya. Melihat kekuatan yang maha dahsyat itu, para Damung pun tunduk dan mengangkat beliau menjadi seorang Raja. Abu kemudian mendapat gelar kehormatan menjadi TUMENGGUNG SUTA ONO, ia adalah Raja pertama yang menjadi Raja di KERAJAAN SIONG di wilayah Paju Epat.
Dengan berdirinya Kerajaan Siong, maka ada dua kerajaan besar di tanah Ma'anyan, yaitu Kerajaan Siong dan kerajaan Kedamungan Dayu. Dua kerajaan ini lah yang kemudian saling bekerja sama menjamin keamanan dan kemakmuran di seluruh tanah Ma'anyan.