KEDAMUNGAN DAYU
Di wilayah besar bangsa Ma’anyan, yaitu Paju Epat, Kampung Sepuluh dan
Banua Lima. secara khusus diwilayah Paju Epat, di wilayah Paju Epat terjadi
pergolakan, pergolakan yang terjadi ini menurut seorang wadian dari Paju Epat
yang bernama NYUPUR, diakibatkan oleh seorang URIA yang bernama URIA NAPULANGIT
yang memutuskan tinggal di daerah Tampulangit, yang kemudian berkuasa didaerah
Tampulangit, beliau seorang URIA yang beragama Islam, menurut cerita NYUPUR,
setiap ada wanita cantik dari daerah Telang, Siong, Balawa dan Murutuwu, akan
URIA NAPULANGIT bawa ke Tampulangit, dan akan URIA NAPULANGIT peristrikan,
serta secara tidak langsung mengikuti agama URIA NAPULANGIT yaitu beragama
Islam. oleh karena hal ini lah, wilayah PAJU EPAT kemudian terdesak, sebagai
keturunan Raja dan Bangsawan dari kerajaan NANSARUNAI, Paju Epat mempunyai
ikatan batin yang kuat dengan tradisi adat budaya leluhur dari kerajaan
NANSARUNAI, dan harus bisa menjaganya sebaik mungkin.
Akibat pergolakan yang terjadi diwilayah Paju Epat ini, kemudian sangat menyita perhatian dari 2 wilayah besar yang lainnya yaitu Kampung Sepuluh dan Banua Lima, salah satunya yaitu keinginan para keturunan Raja dan Bangsawan dari kerajaan NANSARUNAI untuk membangun kerajaan Ma’anyan baru. Maka dipanggillah seluruh Tetua bangsa Ma’anyan dari ketiga wilayah besar bangsa Ma’anyan, untuk menanggapi hal itu. Maka berkumpullah seluruh Tetua bangsa Ma’anyan yang kemudian menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa, mereka menyetujui didirikannya sebuah kerajaan baru diwilayah Ma’anyan, namun salah satu syarat nya adalah para keturunan raja dan bangsawan dari kerajaan NANSARUNAI mencari tempat baru untuk membangun sebuah kerajaan, dan seorang raja yang memimpin kerajaan baru itu haruslah seorang DAMUNG. Salah satu alasan kenapa memilih seorang DAMUNG sebagai raja dikerajaan baru bangsa Ma'anyan ini adalah, dikarenakan DAMUNG itu sendiri adalah kasta tertinggi dalam stuktur kemasyarakatan baik secara hukum adat dan religi bangsa Ma'anyan. Dalam kepercayaan bangsa Ma'anyan, hanya DAMUNG yang bisa berkomunikasi dengan HIYANG PIUMUNG JAYA PIKULUWI atau Tuhan.
Dimulailah pencarian baru untuk menjadi tempat mendirikan kerajaan bangsa Ma’anyan, tempat yang baru ini kemudian disebut sebagai LASI MUDA atau daerah garapan baru. di LASI MUDA ini, kemudian berbondong-bondonglah masyarakan Ma’anyan dari Paju Epat pindah kedaerah LASI MUDA, dan siap mendirikan sebuah kerajaan baru, bersamaan dengan dibukanya daerah baru tersebut, di daerah Bangi Sampa Tulen atau Nansarunai Wao, lahir seorang URIA, yang sudah dipersiapkan sebagai raja dari kerajaan bangsa Ma’anyan yang baru. URIA ini bernama URIA BIRING, URIA BIRING dipercayakan untuk membawa hukum adat Nansarunai ke daerah LASI MUDA.
Sesampai URIA BIRING didaerah LASI MUDA, maka ia pun
langsung diangkat oleh tetua bangsa Ma’anyan dari 3 wilayah besar bangsa
Ma’anyan sebagai raja di kerajaan baru itu, URIA BIRING kemudian mendapatkan
gelar baru yang diberikan kepadanya sebagai raja baru bagi bangsa Ma’anyan
yaitu DAMUNG ULUI UNDRU yang artinya “seorang DAMUNG yang turun dari
khayangan”, karena yang menjadi raja adalah seorang DAMUNG maka kerajaan baru
itu bernama, kerajaan KEDAMUNGAN DAYU, dan mempunyai singgasana kerajaan yang
dibernama LEWU HANTE. Dibawah pemerintahan DAMUNG ULUI UNDRU dikerajaan
KEDAMUNGAN DAYU ini, bangsa Ma’anyan mendapatkan kedamaian dan kesejahtraan
seperti yang mereka harapkan.
KEDAMUNGAN DAYU merupakan kerajaan ke tiga bagi bangsa
Ma'anyan, dimana kerajaan pertama bangsa Ma'anyan yaitu kerajaan NANSARUNAI
hancur diserang oleh kerajaan Majapahit, kerajaan kedua bangsa Ma'anyan yaitu
NANSARUNAI WAO di Bangi Sampa Tulen terbakar habis.
KEDAMUNGAN DAYU terletak di Desa Dayu, Kecamatan
Karusen Janang Kabupaten Barito Timur, disana bisa dilihat bekas dari kerajaan
KEDAMUNGAN DAYU, semoga Pemerintah Kabupaten Barito Timur dapat mendirikan
kembali Lewu Hante Kedamungan Dayu, sebagai objek wisata serta menjadi menjadi
objek sejarah tentang kemegahan bangsa Ma’anyan di masa lalu.
Di tulis oleh : Wahyu Hadrianto, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar