Sabtu, 13 April 2019

KAMPER (KAMPUNG SEPER)

saya beberapa kali bertanya apa arti KAMPER yang ada di Kota Buntok (disingkat: BNT) yang adalah salah satu kota sekaligus kelurahan di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Dari beberapa kisah yang saya dengar, saya kemudian mendapat sesuatu yang unik, unik nya apa ya?
Pada masa pendudukan Belanda di Kalimantan, khususnya wilayah Kalimantan bagian selatan dan tengah ( sekarang Kalimantan tengah) tepat nya di Buntok. Buntok menjadi tempat sentral pemerintah Belanda wilayah barito atau wilayah Dayak Ma'anyan. Keberadaan pusat pemerintahan Belanda ini juga menyulap Buntok menjadi kampung yang maju dan juga menjadi ikon untuk wilayah Dayak Ma'anyan. Pemerintah Belanda di Buntok sangat berkembang pesat, selain sebagai pusat pemerintah sektor Barito, tetapi juga menjadi basis kekuatan militer Belanda untuk wilayah Barito. Hal itu juga di dukung karena memang dari jaman dahulu Buntok memang menjadi sentral dermaga pelabuhan untuk jual beli para pedagang dari mana saja yang datang berdagang ke buntok. Keberadaan kekuatan militer Belanda yang berbasis di Buntok ini juga memberi angin segar bagi terciptanya keamanan di Buntok dan sekitarnya, salah satu bentuk terciptanya keamanan yang diberikan pemerintah Belanda di Buntok adalah di bangunnya PENJARA, di bangunnya PENJARA itu sendiri salah satunya sebagai tempat para penjahat yang di tangkap untuk mendapatkan hukuman oleh karena sudah meresahkan masyarakat di Buntok dan sekitarnya.
Ketika masa pemerintahan Belanda di sektor Barito tepatnya di wilayah Dayak Ma'anyan berakhir, ketika perang Banjar berlangsung di seantero wilayah Kalimantan bagian selatan dan tengah. pemerintahan Belanda yang berada diwilayah itu kemudian dengan segera meninggalkan seluruhnya tanpa membawa apapun, dan untuk segera pergi meninggalkan Kalimantan. Sehingga Buntok kemudian menjadi salah satu wilayah basis peperangan.
Setelah beberapa tahun kemudian, ketika perang Banjar berakhir, para penduduk Buntok kembali dengan keyakinan untuk membangun kembali Buntok seperti sediakala, pusat pemerintahan Belanda di Buntok yang sudah ditinggalkan ini kemudian dibangun perkampungan yang baru, salah satunya di wilayah PENJARA milik pemerintah Belanda di Buntok.
perkampungan yang dibangun diwilayah bekas PENJARA Belanda ini berkembang pesat. Dengan berkembang pesatnya kampung yang berada diwilayah bekas PENJARA Belanda ini, maka penduduk memberikan nama kampung baru ini dengan nama KAMPER yang jika diartikan yaitu KAMPUNG SEPER, kata SEPER dalam bahasa Dayak Ma'anyan berati PENJARA. Jadi jika dalam bahasa Indonesia disebut sebagai KAMPUNG PENJARA, dan jika dalam bahasa Dayak Ma'anyan disebut KAMPUNG SEPER atau disingkat sebagai KAMPER.