Rabu, 06 Maret 2019

"JUWUNG SALELEI / JUWUNG MAPUI" (peperangan dan pembantaian mengerikan dalam sejarah Paju epat)

Ketika acara ijambe dikampung telang yang sekarang masuk kedalam kecamatan paju epat kabupaten barito timur, baik laki-laki dan perempuan, orang tua, anak-anak, pemuda, dewasa siapapun yang datang dari segala penjuru tanah Ma'anyan baik dari Paju epat maupun Banua lima dan kampung sapuluh dan keluarga besar dari keturunan GUSTI sebagai keturunan langsung dari kerajaan Banjar dan yang mewakili dari Kerajaan Banjar beserta seluruh masyarakat Banjar, mereka ikut datang dan ikut ambil bagian dalam acara ijambe ini, namun ditengah acara ijambe itu, tidak ada yang mengetahui dan menyadari bahwa mereka sedang di intai oleh bala seratus atau kayau / pemburu kepala yang sudah siap menyerang. Seketika teriakan perang dari dalam hutan menggelegar, penyerang membabi buta, membunuh siapapun yang ada, para pemuda tak mampu melawan, para pangkalima tak mampu berbuat banyak, mereka merasa lemah dan pasrah. Teriakan kesakitan mengaung, rintihan kesakitan dimana-mana, semua hanya ada darah dan terlihat mayat yang tak utuh bergelimpangan dimana-mana. orang-orang hanya mampu berlari ke dalam balai ijambe untuk bersembunyi, yang pada akhirnya menunggu giliran untuk dibunuh. ditengah kemelut yang mengerikan itu, seorang nenek tua renta meminta untuk diangkat keatas, keatap balai ijambe, semua orang didalam balai kebingungan atas permintaan nenek itu. nenek itu meminta dengan tertatih tatih akibat usia yang tak muda lagi, orang-orang didalam balai pun berusaha untuk membawa nenek tua itu keatap balai ijambe dengan berharap ada pertolongan, ketika nenek tua itu sampai diatap balai ijambe, ia pun melantunkan syair :


Tu‘u erang hila kuki nanyu nyiang lengan,tuu ueh makis,nunuk pakun nunuk,daya puang iyuh keu kuai alang inre,puang iyuh pinu itung kuai gunyeh malunyangan kurap. tuu budu dintung aku nganrei watang tenga,dulan nate aku nunup sa pakun nunup. tuu bangat nyiang lengan aku anak nanyu isa,daya welum ngaraerai tanan huru sa waleng wakis. tuu bangat udeu-udeu,naun idung anak jarang,daya puang mari basa aku bungsu lungai erai,puang ngapahapus unru,welumku ngaraerai. tu‘u bangat udeu-udeu naun unru lungai wahai,daya suwu-suwu lengan gading sa nini gawing. ware patategei lengen naun ninu pakakait kingking,nampan mira pakat,mira kia,huyung jangkau.


Arti :
aku terpanggil melagukan kegembiraan ini,karena sudah pasti kemenangan itu. tak perlu diingat hal yang terjadi,jangan diingat segala hal yang mengerikan itu. aku tidak dapat berperang,aku hanya menonton kejadian itu. karena baiknya suaraku,sehingga mereka kagum. aku menyanyi seperti ini karena ditinggal oleh mereka yang sudah tiada. wahai kalian yang pemberani,jangan gentar karena suara mandau yang berdesingan,mari bersatu padu,seia sekata,searah setujuan mencapai kemenangan.

Semua terdiam, keajaiban pun sedikit demi sedikit datang, para pemuda dan pangkalima berubah menjadi gagah perkasa siap bertarung sampai mati, semua pun bersama-sama berteriak kencang serta mencabut mandau dari pinggang dan siap berperang sebagai seorang kasatria, terdengar teriakan dari pihak musuh, ...BALA MANYAN... yang berarti pasukan dayak ma'anyan sudah siap berperang. tebasan, bacokan menggila, bala seratus tak mampu melawan ganasnya para pasukan dayak ma'anyan. Berbalik penyerang sekarang menjadi yang diserang, para penyerang mencoba mundur melarikan diri dari kampung telang, namun para kasatria dayak ma'anyan tak akan melepaskan begitu saja, tepat didaerah JUWUNG SALELEI pembantaian massal terjadi, tanah yang semula berwarna kuning muda berubah menjadi coklat oleh darah yang mengalir dari mayat-mayat yang bergelimpangan, dari seratus pasukan musuh hanya disisakan satu orang untuk hidup untuk menjadi saksi pertarungan itu. JUWUNG SALELEI, kecamatan paju epat, kabupaten barito timur nama tempat/daerah pertempuran hebat itu, konon sampai saat ini di daerah juwung salelei, tanah nya masih berwarna coklat yang berubah akibat darah oleh pembantaian yang mengerikan itu.

DITULIS OLEH : WAHYU HADRIANTO, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar